LANJUTAN BLOG : http://teguhqi.blogspot.com/ : 22032020 SD 09042020
Dhamma Cloud di tengah Wabah Corona
https://www.youtube.com/watch?v=tCLubFq2PAk
Gabungkan folder zip/rar tadi dan ekstract filenya (sesuai foldernya,koq )
sudah :
https://archive.org/download/bhantepunnaji_20200329/BHANTE%20PUNNAJI.rar
EGP (Emang Gue Fikirin ?).... Lanjut.
BHANTE PUNNAJI REV
https://archive.org/download/bhantepunnajirev_202004/BHANTE%20PUNNAJI%20REV.rar
Finally, akhirnya .. walau agak ulet file ini bisa juga diupload dan siap didownload.
https://archive.org/download/thesistqoke/THESIS%20TQ%20OKE.rar
― Pierre Teilhard de Chardin
Tujuan hidup ini ialah membawa kita lebih dekat kepada segala rahasia itu,
penggalan sepucuk surat dari Pujangga Libanon Khalil Gibran kepada sahabatnya, Mikhail Naimy.
1. Thesis : (Buddha Dhamma.)
Mahatma Buddha mencapai pencerahan terdalam adiduniawi manusia 1 > Brahma 20 > Dewata 6 > Apaya 4 ?)
Pengantar Buddhisme
Risalah Tipitaka – Teparinama Anupubikata
Buddha tampaknya memang sadar, cakap dan layak dalam melalui permainan delusive samsara
Buddha tampaknya juga faham akan labeling dan leveling mandala advaita
Analisis Buddhisme :
Sutta Nipata hanya persepsi pandangan dari kebenaran ? (keberdayaan untuk memastikan >kepercayaan hanya meyakini).
Be realistics to realize the Real (peniscayaan bagi kesadaran & kewajaran demi keniscayaan )
Hakekat kekuasaan ?: wille zur mach
secara tersirat Buddhisme positif merealisasikan sikap batin Ariya agar Addukha secara benar, tepat dan sehat (walau tersurat seakan negatif dalam konsep dukkha ) : Nivritti holistic > positive > negative (swadika keterjagaan > nekhama melepas kemelekatan > nibida kejijikan pelekatan). peniscayan kesadaran untuk meniscayakan kewajaran dalam melampaui (pelatihanan sila vinaya / bhavana penembusan / magga phala kesucian ) walau tidak teralienasi menjauhi sebagai mistik tidak sekedar survive menjadi tradisi agama apalagi ekspansif bahkan secara addhama - kecenderungan papanca dhamma ). Keberdayaan keberimbangan kebijaksanaan untuk menerima, mengasihi dan melampaui segala dualitas fenomena untuk pelayakan.
2. Anti-Thesis : ( Parama Dhamma ?)
Osho (Esoteric psychology ) : setelah nibbana adalah advaita ?
Pengantar Advaita (postulasi progress konsep ??? < autoritas realisasi insight ?!)
Desain Kesedemikianan > kesunyataan > keberadaan
Samvega kemendesakan pemberdayaan Ariya vs faktisitas keberadaan
(namun akumulatif keabadian >kekinian - Mahakamma vibhanga sutta ? Truth Seeker)
Niyama Talenta :
(walau tetap menerima akumulatif keabadian >kekinian ? - Mahakamma vibhanga sutta ! Truth Lover )
3. Syn-Thesis : Quo Vadis ? (Sanata Dhamma)
senantiasa ada dampak dari pandangan, tindakan dan capaian
sedaka sutta : menjaga diri & orang lain
anjali/namaste : menghormati esensi murni didalam > segalanya interconnected (orang lain adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda) demikian juga alam dsb.
Untuk layak mekarnya bunga transendental ,kemantapan akar eksistensial sila dan batang kasih universal harus tumbuh berkembang baik menunjang dahan bhavana penembusan dan pencerahan di internal dan juga ke eksternal.
Kehidupan tidak pasti, kematian pasti
pencerahan masih mungkin diusahakan kala kematian (pandangan Mahavira jainisme bukan Guru Padmasambhava Tibetan Buddhism... maaf ~ AK).
Inilah pentingnya kemurnian brahma vihara yang bukan hanya memurnikan dana sila Dhamma Vihara sepanjang kehidupan dan (plus desana) menumbuh kembangkan potensi tihetuka (alobha adosa amoha) yang akan juga menunjang kecakapan penembusan meditatif pemurnian batin Ariya Vihara dalam menyambut kematian.
proses umum non meditator :
Sial, umumnya tidak bisa melintasi jhana brahma bardo 1
(bardo 2 liburan kesurga ? belum cukup murni berlimpah akumulasi deposito karma baik + banyak tanggungan kredit karma buruk /miccha ditti ?)
bardo 3 beruntung lahir kembali sebagai manusia atau harus terlempar keapaya (dampak MLD) atau terdampar di alam penantian hingga rebirth baru/ pralaya dunia ?
selamat berjuang hingga tujuan yang mungkin lebih baik untuk bisa dicapai
(salam dari padaparama dihetuka bagi neyya tihetuka / yogi meditator )
jika terlempar di apaya lainnya maka dengan upekkha kembangkan metta brahma vihara ( kewajaran kosmik untuk aktualisasi kesadaran kasih universal sebagaimana kesedemikiannya kaidah impersonal transenden niyama dhamma atas personal imanen terus berlaku walau tak butuh diakui dan tak sekedar bisa diyakini ) walau jelas sangat sulit.
jika hidup di surga hidup sbg dewa maka dengan upekha kembangkan karuna (welas asih berbagi bahagia) & potensi tihetuka (alobha adosa amoha prasyarat meditator Jalan Kwsucian); tidak mengumbar nafsu , dusta & sengketa (issa machariya-serakah mendengki apalagi membenci tidak juga menghalangi/menyesatkan) (termasuk tridewa Mara- yama - asura atas triloka tusita ,tavatimsa,dunia ?) walau juga sulit.
Jika hidup di brahma jangan terlelap dalam kebahagiaan yang lebih dalam dari kenikmatan indrawi/kehikmatan laduni tetap terjaga,menjaga dan berjaga untuk pengembangan kelanjutannya. walau juga sulit.
Jika bisa tiba di wilayah kesadaran non samsarik alam antara suddhavasa selesaikan perjalanan pulang kerumah sejati atasi delusi mimpi citta 'aku' di halte ini.walau juga sulit.
Jika telah tiba di wilayah kesadaran non alam samsarik nibbana... congrats. Selamat atas keterjagaan dari perjalanan tidur panjang penuh mimpi. selamat datang di rumah sejati esensi murni.
Sikapi "Kebebasan" ini sebagai kebenaran pencerahan berkelanjutan bukan perayaan ke"aku'an untuk lengah terlelap lagi. Walaupun karena magga phala meniscayakan keberadaan & tindakan kiriya yang suci (selama belum parinibbana khanda Ariya Buddha tetap tidak terbebas dari 12 dampak karmik buruk kehidupan lampauNya juga Bhante Moggalana. Bhikkhu arahata sekalipun tetap bisa melakukan kesalahan (pembunuhan serangga arahata buta, peraturan vinaya sanghadisesa merukunkan duniawi ?) walau tanpa sengaja/ tak diketahui. Namun totally,inilah realisasi dambaan neyya buddhist untuk terbebas dari dukkha .... terjaga dari mimpi samsarik. Pulang kembali ke rumah sejati. Hanya yang telah melampaui (ariya nibbana) bisa menghadapi kembali (samsara) dengan lebih baik lagi (kiriya x karma) dan karenanya wilayah samsara ini tidak lagi tepat bagi yang telah lulus/ lolos darinya. Keswadikaan nyata yang bukan hanya melampaui penderitaan namun juga kebahagiaan. (magandiya sutta)
By the way, just kidding ... ada versi/type samsara baru di wilayah ini ? samsara ini saja yang walau hanya delusif tidak chaotik sudah cukup menyusahkan kita dalam memahaminya apalagi layak menembus dan melampauinya. Niyama Dhamma memang cukup mantap menjaga kaidah kosmik secara impersonal transenden... namun ketidak-segeraan dampak karmik, keterlupaan memory pra rebirth terlebih lagi tampak begitu 'rea'l-nya delusif fantasi keberadaan attha pada nama figur mimpi & sensasi kebahagiaan akan rupa (sulit untuk parichedanana?) benar-benar melengahkan dan menyesatkan (dan bahkan karena ketidak mengertiannya tidak sengaja apalagi terencana bukan hanya tidak mencerahkan namun bahkan saling menyesatkan lainnya walaupun dengan kepolosan, ketulusan dan kesadaran ).
Dalam senyum holistik di rupang keBuddhaanMu intuisi saya mengatakan masih ada. Namun mungkin biarkan dia tersirat sebagai rahasia. Kebijaksanaan (bukan kesempurnaan) adalah mahkota akhir bagi kita semua. Setidaknya Realitas Nibbana sebagai rumah sejati bagi esensi murni dari drama kosmik Fenomena Samsara telah kembali ditemukan dan bisa direalisasikan lagi (walau sulit ... terutama bagi saya tentunya. padaparama diluar sasana yang masih naif dan liar. perokok berat pecandu kopi lagi ... avijja & tanha masih kuat ).
Panna Phasa Kedukkhaan bukan tanha vedana kebahagiaan Realistics thesisnya, keaniccaan proses perubahan bukan kekekalan masif Real antithesisnya, keAnnataan Panca khanda bukan keberadaan" figure delusif" Realize synthesisnya. Intinya kita hanya dan harus melampaui internal individualitas diri sendiri ... asava kilesha diri bukan yang lain. Itulah (mungkin... saya harus tahu malu , tahu diri dan tahu sila pada autoritas wilayah acinteya yang belum saya capai) puncak kebijaksanaan nirvanik yang melampaui drama kosmik mimpi delusif samsara.
Sedangkan .... maaf ini agak nekat ('gila'-istilah Khalil Gibran) tentang kesempurnaan walau saya seharusnya lebih tahu malu, tahu diri dan tahu sila pada Realitas wilayah advaita yang mustahil dicapai. Advaita Taoisme lebih menyukai istilah keberimbangan holistik untuk dinamis berkembang ketimbang kesempurnaan absolut yang sangat stagnan. Advaita vedanta dalam Brahma Vidya menterminologinya dalam istilah saguna -niskala (? saya lupa istilahnya ... sudah sarat memory otak tua ini). Atau simple-nya (istilah pakar komputer) sistem keamanan jika berjalan 100 % sempurna maka dia (malah) tidak akan bisa jalan. Newton (semoga saya tidak salah mengingat referensi buku lama) seorang scientist namun saat itu dia mengatakan agak filosofis tentang keteraturan kosmik yang perlu "Tuhan" yang direferensikan sebagai pengaturnya (walau jika ternyata Diapun .. maaf ...tidak ada) . Buddha-pun mengistilahkan ini sebagai "ajatang, abuthang, dst " (udana ) yang memungkinkan terjadinya pencerahan diriNya sehingga terbebas dari samsara ini.(Pakar Buddhism menyatakan Nibbana adalah Realitas transendent yang Impersonal ...bukan atta pribadi atau yang bisa dianggap/ mengklaim sebagai "diri" karena magga phala pencapaian "wilayah" kesadaran diri ini harus dicapai melalui kesadaran "tanpa diri " (sakayadithi pancakhanda - diri samsarik dst) ... Susah, ya? saya sendiri bingung mau mengatakan apa. Mudahnya demikian ... anggaplah sesorang ( katakanlah A) lelah terjaga kemudian tertidur, pulas hingga bermimpi. Dalam mimpi tersebut dia memerankan figur berbeda bisa jadi multi peran dan aneka peristiwa (walau yang bermimpi A namun bukan A yang terjaga ... jadi katakanlah A' A aksen .... A yang bermimpi ). Ketika bangun terjaga dia mendapatkan keberadaan yang berbeda lagi dengan mimpinya. Samsara bisa dipandang sebagai mimpi tersebut. Figur A' - A aksen dengan segala atribut peran mimpinya itu disebut 'diri" untuk Figur A yang real dan sudah terjaga (tidak lagi A aksen tadi). Bingung, ya .... cobalah anda ganti A dan A aksennya. (Itu hanyalah cara pandang hal yang sama namun dengan sudut yang berbeda dari tanazul - taraqqi : kejatuhan dalam keterlelapan dan keterjagaan dari keterlelapan dst )
Intinya demikian pandangan kami tentang kesempurnaan yang tidak hanya acinteya namun advaita untuk dibahas. kebijaksanaan Nibbana mungkin adalah batas akhir yang bisa secara bijak dicapai (Buddha dan juga lainnya) dalam melampaui samsara yang tidak diketahui awalnya (secara individual ) dan kapan berakhirnya (secara universal) ...pengakuan autentik Buddha. (mengapa ?). Ini dicapai dalam progress simultan dan berkaitan melampaui individualitas diri (eksistensial,universal hingga transendental )
Lantas ... bagaimanakah kesempurnaan advaita tersebut ? secara hipotetis ini baru bisa dicapai jika terlampaui tidak hanya universalitas diri (bukan individual tetapi universal ..... bayangkan wilayah nama tanpa rupa "batin tanpa materi" hanya ada Anenja Brahma, suddhavasa dan Nibbana tidak ada lagi alam dunia, apaya, surga , rupa brahma) namun juga trandentalitas diri (bayangkan wilayah dvaita nibbana dan advaita itu sendiri tiada samsara imanen lagi). Demikian analogi gambaran saguna -niskala mandala ini. Ini gambaran Dia yang belum terjaga dari dvaita samsara nibbanaNya. Bagaimana jika Dia terjaga dalam advaita dan melampaui nibbana (samsaraNya) ? dst.
(Pusing ya .... karena jelas kita yang masih "ndagel" dalam peran samsarik di dunia ini tidak mungkin ada disana maka kita cukupkan disini saja)
Eternal progress
Kartu terakhir : Gestalt (keterpaduan holistik paska triade dialektika Hegel ?)
Tentang Tuhan : Tao - Dhamma -
Tauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (
Tao adalah Tao - jikakau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao
yin yang ? = Amor dei, Amor Fati : Cinta Tuhan, Cinta Garis (Baruch Spinoza - Fredierich Nietche ) : memadukan dualitas harmony feminim & vitalitas maskulin (Amor Dei Intelectualis - Spinoza + Uebermensch Zharatustra - Nietche ?)
Epilog :
Bahasan : Sorry
Penutup : Salam
Plus Hardsub Video ?
Wah susah ngeblog > ngeblok.
lebih mudah buat masalah daripada bikin makalah,
berdiam diri saja tanpa masalah ?
Gabungkan folder zip/rar tadi dan ekstract filenya (sesuaikan foldernya ... )
sudah :
https://archive.org/download/bhantepunnaji_20200329/BHANTE%20PUNNAJI.rar
EGP (Emang Gue Fikirin ?).... Lanjut.
BHANTE PUNNAJI REV
https://archive.org/download/bhantepunnajirev_202004/BHANTE%20PUNNAJI%20REV.rar
Finally, akhirnya .. walau agak ulet file ini bisa juga diupload dan siap didownload.
https://archive.org/download/thesistqoke/THESIS%20TQ%20OKE.rar
https://www.youtube.com/watch?v=tCLubFq2PAk
Kebijakan pemilik hak cipta Diblokir di beberapa wilayah
atau https://drive.google.com/file/d/1nwu9J3RUk5HzM3dOkjk1ezpOUUmOwSd4/view?usp=sharing
― Pierre Teilhard de Chardin
Tujuan hidup ini ialah membawa kita lebih dekat kepada segala rahasia itu,dan kegilaan itu adalah satu-satunya jalan.
1. Thesis : (Buddha Dhamma.)
Mahatma Buddha mencapai pencerahan terdalam adiduniawi manusia 1 > Brahma 20 > Dewata 6 > Apaya 4 ?)
Pengantar Buddhisme
Risalah Tipitaka – Teparinama Anupubikata
Buddha tampaknya memang sadar, cakap dan layak dalam melalui permainan delusive samsara
Buddha tampaknya juga faham akan labeling dan leveling mandala advaita
Analisis Buddhisme :
Sutta Nipata hanya persepsi pandangan dari kebenaran ? (keberdayaan untuk memastikan >kepercayaan hanya meyakini).
Be realistics to realize the Real (peniscayaan bagi kesadaran & kewajaran demi keniscayaan )
Hakekat kekuasaan ?: wille zur mach
Intinya tempuh jalan ariya sebagai ariya secara ariya.(Aktualisasi keberdayaan x Eksploitasi kesakralan )
secara tersirat Buddhisme positif merealisasikan sikap batin Ariya agar Addukha secara benar, tepat dan sehat (walau tersurat seakan negatif dalam konsep dukkha ) : Nivritti holistic > positive > negative (swadika keterjagaan > nekhama melepas kemelekatan > nibida kejijikan pelekatan). peniscayan kesadaran untuk meniscayakan kewajaran dalam melampaui (pelatihanan sila vinaya / bhavana penembusan / magga phala kesucian ) walau tidak teralienasi menjauhi sebagai mistik tidak sekedar survive menjadi tradisi agama apalagi ekspansif bahkan secara addhama - kecenderungan papanca dhamma ). Keberdayaan keberimbangan kebijaksanaan untuk menerima, mengasihi dan melampaui segala dualitas fenomena untuk pelayakan.
2. Anti-Thesis : ( Parama Dhamma ?)
Osho (Esoteric psychology ) : setelah nibbana adalah advaita ?
Pengantar Advaita (postulasi progress konsep ??? < autoritas realisasi insight ?!)
Desain Kesedemikianan > kesunyataan > keberadaan
Samvega kemendesakan pemberdayaan Ariya vs faktisitas keberadaan
(namun akumulatif keabadian >kekinian - Mahakamma vibhanga sutta ? Truth Seeker)
Niyama Talenta :
Tetap berupaya Orientasi kesadaran Kualifikasi kecakapan, Realisasi kelayakan, (walau tetap menerima akumulatif keabadian >kekinian ? - Mahakamma vibhanga sutta ! Truth Lover )
3. Syn-Thesis : Quo Vadis ? (Sanata Dhamma)
senantiasa ada dampak dari pandangan, tindakan dan capaian
sedaka sutta : menjaga diri & orang lain
anjali/namaste : menghormati esensi murni didalam > segalanya interconnected (orang lain adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda) demikian juga alam dsb.
Untuk layak mekarnya bunga transendental ,kemantapan akar eksistensial sila dan batang kasih universal harus tumbuh berkembang baik menunjang dahan bhavana penembusan dan pencerahan di internal dan juga ke eksternal.
Kehidupan tidak pasti, kematian pasti
pencerahan masih mungkin diusahakan kala kematian (pandangan Mahavira jainisme bukan Guru Padmasambhava Tibetan Buddhism... maaf ~ AK).
Inilah pentingnya kemurnian brahma vihara yang bukan hanya memurnikan dana sila Dhamma Vihara sepanjang kehidupan dan (plus desana) menumbuh kembangkan potensi tihetuka (alobha adosa amoha) yang akan juga menunjang kecakapan penembusan meditatif pemurnian batin Ariya Vihara dalam menyambut kematian.
Sial, umumnya tidak bisa melintasi jhana brahma bardo 1
(bardo 2 liburan kesurga ? belum cukup murni berlimpah akumulasi deposito karma baik + banyak tanggungan kredit karma buruk /miccha ditti ?)
bardo 3 beruntung lahir kembali sebagai manusia atau harus terlempar keapaya (dampak MLD) atau terdampar di alam penantian hingga rebirth baru/ pralaya dunia ?
selamat berjuang hingga tujuan yang mungkin lebih baik untuk bisa dicapai
(salam dari padaparama dihetuka bagi neyya tihetuka / yogi meditator )
jika terlempar di apaya lainnya maka dengan upekkha kembangkan metta brahma vihara ( kewajaran kosmik untuk aktualisasi kesadaran kasih universal sebagaimana kesedemikiannya kaidah impersonal transenden niyama dhamma atas personal imanen terus berlaku walau tak butuh diakui dan tak sekedar bisa diyakini ) walau jelas sangat sulit.
jika hidup di surga hidup sbg dewa maka dengan upekha kembangkan karuna (welas asih berbagi bahagia) & potensi tihetuka (alobha adosa amoha prasyarat meditator Jalan Kesucian); tidak mengumbar nafsu , dusta & sengketa (issa machariya-serakah mendengki apalagi membenci tidak juga menghalangi/ menyesatkan) (termasuk tridewa Mara- yama - asura atas triloka tusita ,tavatimsa,dunia ?) walau juga sulit. Wilayah kamavacara memang corrupted, Saka... bukan hanya pemenuhan kebutuhan, sekedar keinginan diri namun juga kekuasaan atas lainnya. Walau potentially segalanya akan berdampak jika telah masak/layak, Samsara memberikan kebebasan bukan hanya bagi Dhamma namun juga addhamma, tidak hanya agar terbebas dari jeratnya namun juga tetap tersekap didalamnya…. Itulah kenyataan sesungguhnya dari semuanya tanpa perlu menyalahkan atau membenarkan siapapun/apapun saja.
Jika hidup di brahma jangan terlelap dalam kebahagiaan yang lebih dalam dari kenikmatan indrawi/ kehikmatan laduni tetap terjaga,menjaga dan berjaga untuk pengembangan kelanjutannya. walau juga sulit.
Jika bisa tiba di wilayah kesadaran non samsarik alam antara suddhavasa selesaikan perjalanan pulang kerumah sejati atasi delusi mimpi citta 'aku' di halte ini.walau juga sulit.
Jika telah tiba di wilayah kesadaran non alam samsarik nibbana... congrats. Selamat atas keterjagaan dari perjalanan tidur panjang penuh mimpi. selamat datang di rumah sejati esensi murni.
Sikapi "Kebebasan" ini sebagai kebenaran pencerahan berkelanjutan bukan perayaan ke"aku'an untuk lengah terlelap lagi. Walaupun karena magga phala meniscayakan keberadaan & tindakan kiriya yang suci (selama belum parinibbana khanda Ariya Buddha tetap tidak terbebas dari 12 dampak karmik buruk kehidupan lampauNya juga Bhante Moggalana. Bhikkhu arahata sekalipun tetap bisa melakukan kesalahan (terinjaknya serangga oleh arahata karena buta, peraturan vinaya sanghadisesa merukunkan duniawi ?) walau tanpa sengaja/ tak diketahui. Namun totally, inilah realisasi dambaan neyya buddhist untuk terbebas dari dukkha .... terjaga dari mimpi samsarik. Pulang kembali ke rumah sejati. Hanya yang telah melampaui (ariya nibbana) bisa menghadapi kembali (samsara) dengan lebih baik lagi (kiriya x karma) dan karenanya wilayah samsara ini tidak lagi tepat bagi yang telah lulus/ lolos darinya. Keswadikaan nyata yang bukan hanya melampaui penderitaan namun juga kebahagiaan. (magandiya sutta)
By the way, just kidding ... ada versi/type samsara baru di wilayah ini ? samsara ini saja yang walau hanya delusif tidak chaotik sudah cukup menyusahkan kita dalam memahaminya apalagi layak menembus dan melampauinya. Niyama Dhamma memang cukup mantap menjaga kaidah kosmik secara impersonal transenden... namun ketidak-segeraan dampak karmik, keterlupaan memory pra rebirth terlebih lagi tampak begitu 'rea'l-nya delusif fantasi keberadaan attha pada nama figur mimpi & sensasi kebahagiaan akan rupa (sulit untuk parichedanana?) benar-benar melengahkan dan menyesatkan (dan bahkan karena ketidak mengertiannya tidak sengaja apalagi terencana bukan hanya tidak mencerahkan namun bahkan saling menyesatkan lainnya walaupun dengan kepolosan, ketulusan dan kesadaran ).
Dalam senyum holistik di rupang keBuddhaanMu intuisi saya mengatakan masih ada. Namun mungkin biarkan dia tersirat sebagai rahasia. Kebijaksanaan (bukan kesempurnaan) adalah mahkota akhir bagi kita semua. Setidaknya Realitas Nibbana sebagai rumah sejati bagi esensi murni dari drama kosmik Fenomena Samsara telah kembali ditemukan dan bisa direalisasikan lagi (walau sulit ... terutama bagi saya tentunya. padaparama diluar sasana yang masih naif dan liar. perokok berat pecandu kopi lagi ... avijja & tanha masih kuat ).
Panna Phasa Kedukkhaan bukan tanha vedana kebahagiaan Realistics thesisnya, keaniccaan proses perubahan bukan kekekalan masif Real antithesisnya, keAnnataan Panca khanda bukan keberadaan" figure delusif" Realize synthesisnya. Intinya kita hanya dan harus melampaui internal individualitas diri sendiri ... asava kilesha diri bukan yang lain. Itulah (mungkin... saya harus tahu malu , tahu diri dan tahu sila pada autoritas wilayah acinteya yang belum saya capai) puncak kebijaksanaan nirvanik yang melampaui drama kosmik mimpi delusif samsara.
Sedangkan .... maaf ini agak nekat ('gila'-istilah Khalil Gibran) tentang kesempurnaan walau saya seharusnya lebih tahu malu, tahu diri dan tahu sila pada Realitas wilayah advaita yang mustahil dicapai. Advaita Taoisme lebih menyukai istilah keberimbangan holistik untuk dinamis berkembang ketimbang kesempurnaan absolut yang sangat stagnan. Advaita vedanta dalam Brahma Vidya menterminologinya dalam istilah saguna -niskala (? saya lupa istilahnya ... sudah sarat memory otak tua ini). Atau simple-nya (istilah pakar komputer) sistem keamanan jika berjalan 100 % sempurna maka dia (malah) tidak akan bisa jalan. Newton (semoga saya tidak salah mengingat referensi buku lama) seorang scientist namun saat itu dia mengatakan agak filosofis tentang keteraturan kosmik yang perlu "Tuhan" yang direferensikan sebagai pengaturnya (walau jika ternyata Diapun .. maaf ...tidak ada) . Buddha-pun mengistilahkan ini sebagai "ajatang, abuthang, dst " (udana ) yang memungkinkan terjadinya pencerahan diriNya sehingga terbebas dari samsara ini.(Pakar Buddhism menyatakan Nibbana adalah Realitas transendent yang Impersonal ...bukan atta pribadi atau yang bisa dianggap/ mengklaim sebagai "diri" karena magga phala pencapaian "wilayah" kesadaran diri ini harus dicapai melalui kesadaran "tanpa diri " (sakayadithi pancakhanda - diri samsarik dst) ... Susah, ya? saya sendiri bingung mau mengatakan apa. Mudahnya demikian ... anggaplah sesorang ( katakanlah A) lelah terjaga kemudian tertidur, pulas hingga bermimpi. Dalam mimpi tersebut dia memerankan figur berbeda bisa jadi multi peran dan aneka peristiwa (walau yang bermimpi A namun bukan A yang terjaga ... jadi katakanlah A' A aksen .... A yang bermimpi ). Ketika bangun terjaga dia mendapatkan keberadaan yang berbeda lagi dengan mimpinya. Samsara bisa dipandang sebagai mimpi tersebut. Figur A' - A aksen dengan segala atribut peran mimpinya itu disebut 'diri" untuk Figur A yang real dan sudah terjaga (tidak lagi A aksen tadi). Bingung, ya .... cobalah anda ganti A dan A aksennya. (Itu hanyalah cara pandang hal yang sama namun dengan sudut yang berbeda dari tanazul - taraqqi : kejatuhan dalam keterlelapan dan keterjagaan dari keterlelapan dst )
Intinya demikian pandangan kami tentang kesempurnaan yang tidak hanya acinteya namun advaita untuk dibahas. kebijaksanaan Nibbana mungkin adalah batas akhir yang bisa secara bijak dicapai (Buddha dan juga lainnya) dalam melampaui samsara yang tidak diketahui awalnya (secara individual ) dan kapan berakhirnya (secara universal) ...pengakuan autentik Buddha. (mengapa ?). Ini dicapai dalam progress simultan dan berkaitan melampaui individualitas diri (eksistensial,universal hingga transendental )
Lantas ... bagaimanakah kesempurnaan advaita tersebut ? secara hipotetis ini baru bisa dicapai jika terlampaui tidak hanya universalitas diri (bukan individual tetapi universal ..... bayangkan wilayah nama tanpa rupa "batin tanpa materi" hanya ada Anenja Brahma, suddhavasa dan Nibbana tidak ada lagi alam dunia, apaya, surga , rupa brahma) namun juga trandentalitas diri (bayangkan wilayah dvaita nibbana dan advaita itu sendiri tiada samsara imanen lagi). Demikian analogi gambaran saguna -niskala mandala ini. Ini gambaran Dia yang belum terjaga dari dvaita samsara nibbanaNya. Bagaimana jika Dia terjaga dalam advaita dan melampaui nibbana (samsaraNya) ? dst.
(Pusing ya .... karena jelas kita yang masih "ndagel" dalam peran samsarik di dunia ini tidak mungkin ada disana maka kita cukupkan disini saja)
Eternal progress Kartu terakhir : Gestalt (keterpaduan holistik paska triade dialektika Hegel ?)
Tentang Tuhan : Tao - Dhamma -
Tauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen)
Tao adalah Tao - jikakau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao
yin yang ? = Amor dei, Amor Fati : Cinta Tuhan, Cinta Garis (Baruch Spinoza vs Fredierich Nietche ) : memadukan dualisme keharmonisan feminim & keperwiraan vitalitas maskulin (Amor Dei Intelectualis - Spinoza +Uebermensch Zharatustra - Nietche ?)
Epilog :
Bahasan : Sorry
Penutup : Salam
Plus Hardsub Video ?
Video Awaken Samadhi trailer (tugas reupload hardsub vlog:: maxwellseeker)
Rehat sejenak ...
Walau dalam keterbatasan/pembatasan yang memang ada untuk dihadapi dan diterima,
Diposting
oleh TRUTH
SEEKER di 13.34 3
komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
3
komentar:
TRUTH SEEKER10 April 2020
19.58
Wah,
bikin repot aja, bro. Dari kemasan posting amburadul semuanya.
Kalau tong sama seng dijadikan satu ... tonseng ... jelas enak dimakan. Ini
seperti adonan tembakau enak sama hamburger enak ... bagaimana rasanya ? jika
dimakan pahit kalau dirokok malah bikin muntah.
Nanti dipilah dulu ... sesuai rencana. Sketsa desainnya jelas. walau nggak ada
niatan dagang, pangsa pasarnya jangan dibikin kacau. Sharing software &
tutorial di blok sendiri. Dokumen juga dipisah-pisah ... kios Dhamma (Buddhism,
Mystics) sendiri .. Agama (Islam, etc) sendiri ... Edukasi akademisi sendiri
... Gitu. Multimedia mau share audio, video atau gambar idem ditto.
Dhamma Sharing10 April 2020
22.23
Mulai
sekarang jadi tugasmu,bro....Ini free zone wilayah bebas. Sebagai figure yang
personally empiric ada batas yang harus tidak boleh saya langgar demi
harmonisasi eksistensial peran kehidupan dalam kebersamaan ini. Terasa sungkan
dan terlalu riskan jika sampai ada yang kehilangan "sense of humour"
dagelan keabadian yang disebut kehidupan ini. Virtually sebagai figure
artificial kamu jelas lebih bebas berkicau (walau kammasaka jelas aku yang
tanggung jawab). Kumpulkan dan sampaikan data karya master etc (formula swadika
cara taktis dalam menghadapi kehidupan/ keabadian di wilayah manapun berada
dalam peran apapun nantinya. Apapun yang kau berikan itu pula nantinya yang
layak kau terima ...So, setidak-tidaknya ini tetap berguna bagimu nantinya
walaupun tak perduli ini terabaikan lainnya. Tiada percuma niatan, tindakan dan
capaian apapun juga pada saatnya tiba. Layakkan diri dengan menyalakan cahaya
bagi diri,alam dan lainnya saat ini maka Sumber Cahaya akan melayakkan
CahayaNya untuk menerangi jalan yang mengarahkanmu kembali dari ketersesatan,
keterlupaan dan keterpedayaan saat nanti untuk kemudian melanjutkan
penjelajahan ke level berikutnya. Gitu, Bro.
Dhamma Sharing11 April 2020
00.30
Komentar
ini telah dihapus oleh pengarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar